MY FRIEND

MY FRIEND

Rabu, 31 Agustus 2016

YAKINLAH!!!




            Haiii blogger. Hari ini saya kembali lagi untuk menulis. Tapi kali ini tulisan saya bener bener nyata dan real tanpa ada rekayasa sedikitpun. Ok kali ini saya akan bercerita tentang perjuangan. Tapi ini adalah perjuangan saya untuk meraih medali emas kedua. 

            Jadi begini, kadang manusia itu ingin mendapatkan apapun yang sudah menjadi keinginannya. Dan itu terjadi di diri saya pribadi. Saya harap setelah membaca tulisan ini, kalian dapat mengambil hikmah walaupun sedikit, tapi bermanfaat. Ok langsung saja saya mulai bercerita. Penasaran? Simak yaa!!!

            Peristiwa ini terjadi setengah tahun yang lalu tepatnya dibulan Desember 2015. Disitu adalah bulan yang paling sibuk menurut saya. Kenapa? Karena disitu saya melakukan kegiatan Uas, Gis olimpic dan kejuaraan taekwondo. Namun ketiga hal tersebut harus saya capai semua tanpa pengecualian. Sebelumnya keputusan saya untuk ikut kejuaraan taekwondo itu setelah Uas. Sebelumnya saya masih ragu untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut itu, karena saya sangat jarang latihan dan saat itu berat badan saya kurang ideal untuk turun di kejuaraan itu.

            Setelah berfikir fikir dengan matang, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut kejuaraan tersebut. Keputusan yang  bisa dibilang nekad, karena hal yang tadi saya beritahu. Setelah memutuskan untuk mendaftar, saya segera melengkapi berkas yang diperlukan untuk syarat syarat mengikuti kejuaraan.

            Ok setelah sudah melengkapi berkas yang diperlukan. Saya mulai berlatih intensif karena waktu kurang dari 2 minggu. Bisa dibilang mepet dan nekad. Tinggal 2 minggu, tapi baru mulai latihan lagi. Banyak yang bilang ke saya, kalau saya akan cari mati dalam kejuaraan nanti. Alasan mereka yaitu persiapan saya kurang dan mepet. Sedangkan kejuaraan yang saya akan ikuti adalah kejuaraan tingkat nasional. Banyak sekali dari luar jawa yang hadir nantinya untuk ikut serta dalam kejuaraan tersebut.

            Banyak orang yang meragukan saya untuk ikut serta dan menang dalam kejuaraan itu. Namun saya tidak peduli karena menurut saya, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal apalagi dengan didorong niat yang kuat. Setiap saat saya berlatih menendang, menonjok bahkan saya berlatih kesabaran dan pernapasan. Kenapa saya harus melatih kesabaran? banyak atlit itu kalah, karena mereka itu tidak sabar. Mereka sulit untuk mengontrol diri mereka saat tensi pertandingan sedang dipuncaknya.

            disaat saatnya saya sedang fokus untuk berlatih, tiba tiba saya mendapatkan masalah yang sangat besar dengan salah satu pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Karena masalah tersebut, saya sempat down dan kembali ragu untuk melanjutkan latihan saya. Saat itu, saya ragu banget untuk bisa ikut kejuaraan karena masalah itu. Namun, ternyata keraguan saya tiba tiba berubah, saat saya diberikan motivasi oleh sahabat saya. Saat itu sahabat saya berkata “udahlah yan..fokus aja dulu sama kejuaraannya..masalah itu tinggallin aja..kalau dipikirin malah menjadi beban lw aja itu” dan yasudahlah saya lanjutkan dengan basmalah.

            Hari H semakin mendekat, tapi persiapan saya masih minim banget dan bisa dibilang dibawah rata rata. Karena saya tau, saya masih kurang siap. Saya tambah waktu untuk berlatih lebih keras dan semangat.

            Hari yang saya tunggupun tiba. Saat saya melihat jadwal, ternyata jadwal tanding saya akan dilaksanakan esok harinya. Didalam hati saya tambah deg degan gara gara harus menunggu lagi. Menunggu itu capek dan mengejar itu capek hahahha. Udah jangan bercanda terus. Kita lanjutkan saja.

            Hari pertama saya tetap datang karena yang jelas saya rindu menyanyikan dan mendengarkan lantunan lagu “Indonesia Raya “ bersama Taekwondoin di kejuaraan. Setiap saya mendengar dan menyanyikan lagu kebangsaan itu, saya selalu terharu dan bisa dibilang kagum karena saya menyanyikan dengan bersama ratusan bahkan ribuan atlit taekwondo se- Indonesia.

            Dihari itu saya berubah menjadi asisten pelatih, membantu sabeum untuk menemani yunior yunior saya yang hari itu akan bertanding. Dari fisik sampai mentalpun saya mencoba membantu mereka untuk seratus persen on fire. Satu per satupun yunior yunior saya, saya beri motivasi agar mereka semangat dan yakin kalau mereka itu bisa dan pasti menang. 

            Satu per satu merekapun mulai bertanding. Saya hanya bisa memberikan semangat dari pinggir lapangan karena tidak mungkin juga saya ditengah lapangankan? Hahaha. Dari beberapa merekapun alhamdulillah ada yang mendapat medali emas, perak dan perunggu. Walaupun itu adalah usaha mereka, tapi saya ikut bangga dan bahagia karena setidaknya saya membantu memotivasi mereka walaupun tidak begitu banyak. Tapi disisi lain saya merasa terbebanin. Kenapa? Karena yunior saya saja bisa menang, masa saya tidak? Itu yang ada dibenak saya waktu saya merenung. Dimalam harinya saya memotivasi dengan selalu mengingat dan mengucapkan “ temen temen gw bisa dapat emas, masa iya gw gak bisa? Gw harus bisa. Gw gak boleh bikin mereka kecewa” kalimat kalimat itu yang sepanjang malam saya ucapkan dan saya juga tidak lupa untuk berdoa kepada sang maha kuasa untuk lancarkan pertandingan saya esok hari.

            Hari yang saya tunggupun tiba. Seperti biasa setiap pagi saya bangun tidur, lalu mandi, dilanjutkan sholat dan makan. Setelah rutinitas itu selesai, saya mempersiapkan perlengkapan untuk kejuaraan nanti. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, saya pastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah sudah siap, saya berangkat bersama orang tua. Padahal jujur saja waktu itu saya berharap orang yang cintai juga dapat menemani saya. Namun, kenyataannya dia menolak dan beralasan untuk tidak menemani saya. Kecewa sih, tapi ya gimana yang pentingkan ada orang tua dan teman teman saya yang menemani saya.

            Saya datang ke GOR POPKI memang agak telat. Saya telat memang disengajain karena biar saya gak capek nunggu jam pertandingan disana. Sampai disana, saya langsung pemanasan dan berlatih kecil kecil agar mood dan mental saya naik. Setelah itu sudah semua. Saya memakai perlengkapan tanding. Sambil menunggu, saya bertanya kepada sabeum masalah siapa lawan saya. Namun sabeum saya juga gak tau, taunya Cuma nama namun wujudnya gak tau. Yasudahlah tidak masalah yang penting saya berdoa dan yakin kalau saya bisa.

            Waktu yang saya tunggupun tiba. Partai sayapun sudah dipanggil dan saya langsung masuk ke area steril. Di are steril, saya duduk disamping lawan saya. Seperti biasa, saya mengajak ngobrol dia sambil mencari tau titik lemahnya. Sampai akhirnya dia mengucapkan “gw gak yakin bisa menang lawan lw, nafas gw udah kayak kapal api...gw ngerokok terus dulu tapi sekarang udah enggak” setelah saya mendengar kata kata tersebut, mental saya tambah naik dan saya mempunyai taktik yaitu bikin dia capek.

            Partai sayapun dipanggil dan saya langsung berdiri dengan percaya diri kalau saya akan memenangkan pertandingan. Seperti biasa saya selalu memberikan hormat kepada pelatih lawan dan lawan memberikan hormat ke pelatih saya. Yak udah wasitpun memberikan aba aba untuk segera memulai. Di babak pertama, saya memancing dia untuk aktif bergerak. Saat dia aktif bergerak, saya melakukan serangan dadakkan ke lawan dan terkenalah kepala dia. Begitu bangganya untuk pertama kali saya menendang kepala lawan. Sempet linglung lawan saya beberap detik setelah kena tendang saya. Setelah sudah tidak linglung,pertandingan dimulai lagi. Saya disitu hanya tinggal bermain santai karena lawan saya sudah capek dan linglung. Babal pertamapun selesai. Saya beristirahat sejenak sambil menghela nafas.

            Babak keduapun dimulai. Saya prediksi, bahwa lawan saya akan kehabisan nafas dan gak mungkin lincah. Eh ternyata prediksi saya salah, dia tetap bangkit dan melawan saya. Saling tendang dan saling tangkispun berulang kali hingga didetik terakhir. Waktupun selesai dan akhirnya saya lanjut menuju final. Sebelum final, saya sempet harus mendapatkan oksigen karena tiba tiba saya sesak nafas. Disaat itu saya hampir menyerah dan tidak melanjutkan lagi pertandingan nanti karena saya benar benar sudah hampir tidak bisa nafas. Disaat saya sedang down, begitu beruntungnya saya karena saya mendapat dukungan banyak dari seluruh teman teman dan sabeum saya.

            Setelah mendengar dan melihat dukungan yang begitu besar kepada saya. Saya bersemangat dan berniat untuk melanjutkan lagi walaupun dalam kondisi dibawah rata rata. Dibenak saya berkata kalau saya harus bisa dan membuat bangga seluruh orang yang sudah mendukung saya.

            Sebelum pertandingan Finalpun saya harus memakai oksigen lagi, agar nyaman dan enak untuk bernafas. Nama saya dan lawan sayapun dipanggil. Kalau kalian tau bahwa final saya adalah pertandingan terakhir di hari terakhir kejuaraan tersebut. Jadi otomatis, final saya jadi sorotan orang yang ada didalam GOR tersebut. Dengan bismillah, saya memasuki arena. Seperti tadi memberikan hormat kepada pelatih lawan. Wasitpun memberikan kode kalau pertandingan sudah dimulai.

            Saya lawan musuh saya dengan menggunakan taktik serang menghindar. Dan benar ternyata taktik ini sangat efektif. 2 babak yang sangat sengit dan menengangkan. Saya tahan sakit saya sampai selesai. Saya lihat lawan sayapun juga sudah mulai capek dan kesakittan. ditengah babak kedua, tensi permainan semakin menurun dan hingga akhirnya saya menendang perutnya dengan kekuatan terakhir saya. Saya tendang dengan keras sambil berteriak dan setelah lawan saya kena tendang, dia tersungkur ke lantai dan pingsan. Saya seketika kaget dan panik karena lawan saya pingsan.

            Lawan saya dibawa kepinggir lapangan sambil ditandu dan saya berdiri di tengah arena. Disitu wasit memutuskan saya menang KO. Kaget, gak nyangka, gak percaya, bahagia, sedih. Pokoknya perasaan saya bercampur aduk. Setelah saya tau saya menang. Saya tidak merayakan dan selebrasi di arena karena saya ingin menunjukkan respect saya kepada lawan saya. Sayapun menghampirinya yang sedang tiduran namun dalam keadaan belum sadar. Sayapun meminta maaf kepada sabeumnya dan menitipkan salam saya untuk dia. 

            Gak nyangka saya mendapatkan medali emas. Medali emas kali ini adalah emas kedua saya yang saya cita citakan dari 3 tahun yang lalu saat saya mendapatkan emas pertama saya. Saya menangis bahagia karena inilah kado terindah dari allah swt kepada saya yang pada waktu yang sama, saya berulangtahun ke 17th. Saya bersyukur banget kepada allah karena disaat saya mendapatkan masalah besar diluar, tapi saya diberikan kado terindah yang mungkin tidak akan saya lupakan. Oh ya saya akan sisipkan medali dan sertifikat saya. Untuk memotivasi kalian kalau ini benar benar adanya.


            Jadi lewat cerita dan pengalaman diatas ini, saya ingin memberitahukan bahwa dimana ada kemauan, disitulah ada hasil yang sangat memuaskan.

            Terima kasih yang sudah membaca semoga kalian dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari pengalaman perjuangan saya ini. Sekian dan sampai jumpa!

-Ryan Ramadhani

Senin, 29 Agustus 2016

CINTA PERTAMA SAYA DENGAN ORGANISASI



Haiii....assalamualaikum teman teman. Kali ini saya akan kembali bercerita. Namun kali ini saya mau cerita nih tentang apa ya enaknya? Mmm...gimana kalau kita bahas tentang cinta pertama saya? Tapi bukan cinta sama sesama manusia ini..tapi cinta pertama saya dengan organisasi. Mantap gak tuh? Gak menarik sih, tapi yaudahlah saya tetep menceritakan cinta pertama saya ke organisasi. Simak yaa!

Okk ceritanya begini..oh ya sebelumnya saya kasih tau dulu kalau saya tuh baru menggelutti organisasi tuh waktu sekarang nih, waktu SMA kelas 10 akhir kurang lebihnya demikian. Jadi pas SMP, saya belum begitu paham juga dan gak tertarik gitu untuk organisasi. Ya maklumlah, masa masa SMPkan waktunya bermain, katanya gitu.

Saya mulai organisasi tuh saat saya kelas 10, tepatnya waktu itu saya diajak sahabat saya yang namanya budi. Budi tuh ngajakkin saya untuk ikut jadi panitia dan saya gak tau tuh, tar ngapain pas saya jadi panitia nanti. Ok, akhirnya saya daftar, namun saya bingung saat ngisi form pendaftaran panitia. Saya nanya budi dan diapun yang ngisi formulir saya. Wkwkwk lucu banget ya. Yang daftar siapa, yang ngisi siapa. Tapi kalau kamu nanya ke budi, pasti dia lupa. Pelupa memang orangnya. Masalah cewek aja dia juga gak dapat dapat hahahahaha.

Lanjut ya, malah ngomongin budikan saya. Topiknya apa? Bahasnya apa? Kan gak nyambung. Kembali ke topik. Setelah diisiin tuh sama dia, terus dikumpullin deh ke pengurus OSIS GENREV 1.0 beh betapa deg degannya saya untuk menunggu kepastian. Ciaelah nunggu kepastian. Lanjut ah. Terus nunggu beberapa hari, akhirnya nama saya disebut didalam kepanitiaan. Betapa senengnyakan, jadi bagian dari sejarah kepanitian GLOICSFEST 7TH. Ok panitiapun dipanggil dan saya masih bingung, mau ngapain saya jadi panitia. Singkat cerita. Akhirnya kita bahas bahas banyak dan pertama kali yang waktu itu kita bahas adalah mencari dana dan peserta. Dalam pikiran saya, saya agak kaget dan bingung. Kenapa? Karena saya gak bisa melakukan dua duanya. Akhirnya ya saya harus memilih yang harus jadi pembahasan saya dan akhirnya saya bertekad didalam hati saya, seandainya kalau ditanya nanti, saya akan jawab nyari peserta.

Eh ternyata gak ditanya tanyain, yasudahlah dan saya fokus sama kegiatan intinya yang pertama adalah GLOICSFET. Ok singkat cerita saya memulai suka dengan OSIS ya saat kegiatan kegiatan ini. Didalam benak saya, inimah tempat saya banget. Saya tekunin, saya seriussin dan saya semaksimal mungkin menunjukkan keprofesionallan saya, walaupun saya baru.

Waktu jadi panitia. Saya ngerasa, kekeluargaan dan kebersamaannya tuh kerasa banget. Apalagi saat masalah MOS dan ldks yang memanas. Disitu walaupun saya bukan OSIS GENREV 1.0. tapi saya merasa kayak ada ikatan batin gitu lho. Bayangin aja yak, kamu capek capek memikirkan konsep dan melakukannya. Tiba tiba kita panitia, di stop dan di cut ditengah jalan. Katanya konsep yang buat panitia bersebrangan dan tidak pantas. Padahal kita sudah memikirkan ini sematang matangnya kita. Ya oklah mungkin bisa diambil hikmahnya bahwa tidak selamanya hal yang kamu lakukan itu akan berjalan dengan mulus..

Nah disini saya tambah suka banget namanya organisasi. Oh ya sebelumnya saya nih jadi panitia saya udah ikut organisasi PRAMUKA. Yang namanya STC 88. Dulu saya daftar dan diterima di organisasi itu. Nah sejalan dengan kepanitian MOS dan LDKS, saya tertarik masuk OSIS yang padahal saya seorang pengurus organisasi PRAMUKA. Saya ngelobby ke guru, untuk diberikan izin dan alhamdulillah saya diberikan izin untuk ikut seleksi dan alhamdulillah saya diterima di OSIS GENREV 2.0 yeay subhanallah dan disitu saya juga agak gak enak sama rekan rekan saya yang ada di PRAMUKA. Salah saya juga sih sampai sekarang. Saya belum minta maaf karena saya telah meninggalkan organisasi itu.

Okk setelah diterima di OSIS GENREV 2.0, saya pertamanya gak nyangka dan gak percaya kalau saya kepilih jadi pengurus. Waktu demi waktu saya jalanin di OSIS GENREV 2.0. banyak banget hal yang saya dapattin dari GENREV 2.0. yang jelas yang saya dapattin ya contohnya. Kepercayaan diri. Dulu saya kurang banget percaya diri. Namun karena saya diorganisasi itu dipaksa untuk bisa, ya akhirnya saya bisa. Terus kebersamaan dan kesetiaan teman. Disini dibutuhkan banget tuh kebersamaan dan kesetiaan teman. kalau hal itu gak ada, ya gimana bisa organisasi ini berjalan dengan lancar. Banyak hal deh yang membuat saya cinta dengan OSIS GENREV 2.0. kalau saya ceritain semuanya bisa jadi buku.

Jadi pesan saya, yuk mumpung muda kita habiskan waktu kita untuk berorganisasi. Karena dengan kita berorganisasi, banyak hal dan pengalaman yang saya dapat. Oh ya btw nih saya kasih juga foto teman teman saya di OSIS GENREV 2.0. dan tepat hari Senin, 29 Agustus 2016 kami telah didemisioner dan dengan ini masa bakti kami untuk sekolah ini melalui OSIS, telah selesai. Terima kasih teman teman GENREV 2.0 dan Om Ramadhoni yang sudah membuat saya cinta dengan organisasi ini. 26 agustus 2015 – 29 agustus 2016.