Haiii blogger. Hari ini saya kembali
lagi untuk menulis. Tapi kali ini tulisan saya bener bener nyata dan real tanpa
ada rekayasa sedikitpun. Ok kali ini saya akan bercerita tentang perjuangan.
Tapi ini adalah perjuangan saya untuk meraih medali emas kedua.
Jadi begini, kadang manusia itu
ingin mendapatkan apapun yang sudah menjadi keinginannya. Dan itu terjadi di
diri saya pribadi. Saya harap setelah membaca tulisan ini, kalian dapat
mengambil hikmah walaupun sedikit, tapi bermanfaat. Ok langsung saja saya mulai
bercerita. Penasaran? Simak yaa!!!
Peristiwa ini terjadi setengah tahun
yang lalu tepatnya dibulan Desember 2015. Disitu adalah bulan yang paling sibuk
menurut saya. Kenapa? Karena disitu saya melakukan kegiatan Uas, Gis olimpic
dan kejuaraan taekwondo. Namun ketiga hal tersebut harus saya capai semua tanpa
pengecualian. Sebelumnya keputusan saya untuk ikut kejuaraan taekwondo itu
setelah Uas. Sebelumnya saya masih ragu untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut
itu, karena saya sangat jarang latihan dan saat itu berat badan saya kurang
ideal untuk turun di kejuaraan itu.
Setelah berfikir fikir dengan
matang, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut
kejuaraan tersebut. Keputusan yang bisa
dibilang nekad, karena hal yang tadi saya beritahu. Setelah memutuskan untuk
mendaftar, saya segera melengkapi berkas yang diperlukan untuk syarat syarat
mengikuti kejuaraan.
Ok setelah sudah melengkapi berkas
yang diperlukan. Saya mulai berlatih intensif karena waktu kurang dari 2 minggu.
Bisa dibilang mepet dan nekad. Tinggal 2 minggu, tapi baru mulai latihan lagi.
Banyak yang bilang ke saya, kalau saya akan cari mati dalam kejuaraan nanti.
Alasan mereka yaitu persiapan saya kurang dan mepet. Sedangkan kejuaraan yang
saya akan ikuti adalah kejuaraan tingkat nasional. Banyak sekali dari luar jawa
yang hadir nantinya untuk ikut serta dalam kejuaraan tersebut.
Banyak orang yang meragukan saya
untuk ikut serta dan menang dalam kejuaraan itu. Namun saya tidak peduli karena
menurut saya, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal apalagi dengan
didorong niat yang kuat. Setiap saat saya berlatih menendang, menonjok bahkan
saya berlatih kesabaran dan pernapasan. Kenapa saya harus melatih kesabaran?
banyak atlit itu kalah, karena mereka itu tidak sabar. Mereka sulit untuk
mengontrol diri mereka saat tensi pertandingan sedang dipuncaknya.
disaat saatnya saya sedang fokus
untuk berlatih, tiba tiba saya mendapatkan masalah yang sangat besar dengan
salah satu pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Karena masalah
tersebut, saya sempat down dan kembali ragu untuk melanjutkan latihan saya.
Saat itu, saya ragu banget untuk bisa ikut kejuaraan karena masalah itu. Namun,
ternyata keraguan saya tiba tiba berubah, saat saya diberikan motivasi oleh sahabat
saya. Saat itu sahabat saya berkata “udahlah yan..fokus aja dulu sama
kejuaraannya..masalah itu tinggallin aja..kalau dipikirin malah menjadi beban
lw aja itu” dan yasudahlah saya lanjutkan dengan basmalah.
Hari H semakin mendekat, tapi
persiapan saya masih minim banget dan bisa dibilang dibawah rata rata. Karena
saya tau, saya masih kurang siap. Saya tambah waktu untuk berlatih lebih keras
dan semangat.
Hari yang saya tunggupun tiba. Saat
saya melihat jadwal, ternyata jadwal tanding saya akan dilaksanakan esok
harinya. Didalam hati saya tambah deg degan gara gara harus menunggu lagi.
Menunggu itu capek dan mengejar itu capek hahahha. Udah jangan bercanda terus.
Kita lanjutkan saja.
Hari pertama saya tetap datang
karena yang jelas saya rindu menyanyikan dan mendengarkan lantunan lagu
“Indonesia Raya “ bersama Taekwondoin di kejuaraan. Setiap saya mendengar dan
menyanyikan lagu kebangsaan itu, saya selalu terharu dan bisa dibilang kagum
karena saya menyanyikan dengan bersama ratusan bahkan ribuan atlit taekwondo
se- Indonesia.
Dihari itu saya berubah menjadi
asisten pelatih, membantu sabeum untuk menemani yunior yunior saya yang hari
itu akan bertanding. Dari fisik sampai mentalpun saya mencoba membantu mereka
untuk seratus persen on fire. Satu per satupun yunior yunior saya, saya beri
motivasi agar mereka semangat dan yakin kalau mereka itu bisa dan pasti menang.
Satu per satu merekapun mulai
bertanding. Saya hanya bisa memberikan semangat dari pinggir lapangan karena
tidak mungkin juga saya ditengah lapangankan? Hahaha. Dari beberapa merekapun
alhamdulillah ada yang mendapat medali emas, perak dan perunggu. Walaupun itu
adalah usaha mereka, tapi saya ikut bangga dan bahagia karena setidaknya saya
membantu memotivasi mereka walaupun tidak begitu banyak. Tapi disisi lain saya
merasa terbebanin. Kenapa? Karena yunior saya saja bisa menang, masa saya
tidak? Itu yang ada dibenak saya waktu saya merenung. Dimalam harinya saya
memotivasi dengan selalu mengingat dan mengucapkan “ temen temen gw bisa dapat
emas, masa iya gw gak bisa? Gw harus bisa. Gw gak boleh bikin mereka kecewa”
kalimat kalimat itu yang sepanjang malam saya ucapkan dan saya juga tidak lupa
untuk berdoa kepada sang maha kuasa untuk lancarkan pertandingan saya esok
hari.
Hari yang saya tunggupun tiba.
Seperti biasa setiap pagi saya bangun tidur, lalu mandi, dilanjutkan sholat dan
makan. Setelah rutinitas itu selesai, saya mempersiapkan perlengkapan untuk
kejuaraan nanti. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, saya pastikan tidak ada
yang tertinggal. Setelah sudah siap, saya berangkat bersama orang tua. Padahal
jujur saja waktu itu saya berharap orang yang cintai juga dapat menemani saya.
Namun, kenyataannya dia menolak dan beralasan untuk tidak menemani saya. Kecewa
sih, tapi ya gimana yang pentingkan ada orang tua dan teman teman saya yang
menemani saya.
Saya datang ke GOR POPKI memang agak
telat. Saya telat memang disengajain karena biar saya gak capek nunggu jam
pertandingan disana. Sampai disana, saya langsung pemanasan dan berlatih kecil
kecil agar mood dan mental saya naik. Setelah itu sudah semua. Saya memakai
perlengkapan tanding. Sambil menunggu, saya bertanya kepada sabeum masalah
siapa lawan saya. Namun sabeum saya juga gak tau, taunya Cuma nama namun
wujudnya gak tau. Yasudahlah tidak masalah yang penting saya berdoa dan yakin
kalau saya bisa.
Waktu yang saya tunggupun tiba.
Partai sayapun sudah dipanggil dan saya langsung masuk ke area steril. Di are
steril, saya duduk disamping lawan saya. Seperti biasa, saya mengajak ngobrol
dia sambil mencari tau titik lemahnya. Sampai akhirnya dia mengucapkan “gw gak
yakin bisa menang lawan lw, nafas gw udah kayak kapal api...gw ngerokok terus
dulu tapi sekarang udah enggak” setelah saya mendengar kata kata tersebut,
mental saya tambah naik dan saya mempunyai taktik yaitu bikin dia capek.
Partai sayapun dipanggil dan saya
langsung berdiri dengan percaya diri kalau saya akan memenangkan pertandingan.
Seperti biasa saya selalu memberikan hormat kepada pelatih lawan dan lawan
memberikan hormat ke pelatih saya. Yak udah wasitpun memberikan aba aba untuk
segera memulai. Di babak pertama, saya memancing dia untuk aktif bergerak. Saat
dia aktif bergerak, saya melakukan serangan dadakkan ke lawan dan terkenalah
kepala dia. Begitu bangganya untuk pertama kali saya menendang kepala lawan.
Sempet linglung lawan saya beberap detik setelah kena tendang saya. Setelah
sudah tidak linglung,pertandingan dimulai lagi. Saya disitu hanya tinggal
bermain santai karena lawan saya sudah capek dan linglung. Babal pertamapun selesai.
Saya beristirahat sejenak sambil menghela nafas.
Babak keduapun dimulai. Saya
prediksi, bahwa lawan saya akan kehabisan nafas dan gak mungkin lincah. Eh
ternyata prediksi saya salah, dia tetap bangkit dan melawan saya. Saling
tendang dan saling tangkispun berulang kali hingga didetik terakhir. Waktupun
selesai dan akhirnya saya lanjut menuju final. Sebelum final, saya sempet harus
mendapatkan oksigen karena tiba tiba saya sesak nafas. Disaat itu saya hampir
menyerah dan tidak melanjutkan lagi pertandingan nanti karena saya benar benar
sudah hampir tidak bisa nafas. Disaat saya sedang down, begitu beruntungnya
saya karena saya mendapat dukungan banyak dari seluruh teman teman dan sabeum
saya.
Setelah mendengar dan melihat
dukungan yang begitu besar kepada saya. Saya bersemangat dan berniat untuk
melanjutkan lagi walaupun dalam kondisi dibawah rata rata. Dibenak saya berkata
kalau saya harus bisa dan membuat bangga seluruh orang yang sudah mendukung
saya.
Sebelum pertandingan Finalpun saya
harus memakai oksigen lagi, agar nyaman dan enak untuk bernafas. Nama saya dan
lawan sayapun dipanggil. Kalau kalian tau bahwa final saya adalah pertandingan
terakhir di hari terakhir kejuaraan tersebut. Jadi otomatis, final saya jadi
sorotan orang yang ada didalam GOR tersebut. Dengan bismillah, saya memasuki
arena. Seperti tadi memberikan hormat kepada pelatih lawan. Wasitpun memberikan
kode kalau pertandingan sudah dimulai.
Saya lawan musuh saya dengan
menggunakan taktik serang menghindar. Dan benar ternyata taktik ini sangat
efektif. 2 babak yang sangat sengit dan menengangkan. Saya tahan sakit saya
sampai selesai. Saya lihat lawan sayapun juga sudah mulai capek dan kesakittan.
ditengah babak kedua, tensi permainan semakin menurun dan hingga akhirnya saya
menendang perutnya dengan kekuatan terakhir saya. Saya tendang dengan keras
sambil berteriak dan setelah lawan saya kena tendang, dia tersungkur ke lantai
dan pingsan. Saya seketika kaget dan panik karena lawan saya pingsan.
Lawan saya dibawa kepinggir lapangan
sambil ditandu dan saya berdiri di tengah arena. Disitu wasit memutuskan saya
menang KO. Kaget, gak nyangka, gak percaya, bahagia, sedih. Pokoknya perasaan
saya bercampur aduk. Setelah saya tau saya menang. Saya tidak merayakan dan
selebrasi di arena karena saya ingin menunjukkan respect saya kepada lawan
saya. Sayapun menghampirinya yang sedang tiduran namun dalam keadaan belum
sadar. Sayapun meminta maaf kepada sabeumnya dan menitipkan salam saya untuk
dia.
Gak nyangka saya mendapatkan medali
emas. Medali emas kali ini adalah emas kedua saya yang saya cita citakan dari 3
tahun yang lalu saat saya mendapatkan emas pertama saya. Saya menangis bahagia
karena inilah kado terindah dari allah swt kepada saya yang pada waktu yang
sama, saya berulangtahun ke 17th. Saya bersyukur banget kepada allah
karena disaat saya mendapatkan masalah besar diluar, tapi saya diberikan kado
terindah yang mungkin tidak akan saya lupakan. Oh ya saya akan sisipkan medali
dan sertifikat saya. Untuk memotivasi kalian kalau ini benar benar adanya.
Jadi lewat cerita dan pengalaman
diatas ini, saya ingin memberitahukan bahwa dimana ada kemauan, disitulah ada
hasil yang sangat memuaskan.
Terima kasih yang sudah membaca
semoga kalian dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari pengalaman perjuangan
saya ini. Sekian dan sampai jumpa!
-Ryan
Ramadhani