MY FRIEND

MY FRIEND

Selasa, 13 September 2016

KEMANA TUHAN SAYA?



Haiii blogger...saya kembali lagi untuk menulis pengalaman hidup saya mengenai tuhan. Saya beragama islam. Jadi tuhan saya ialah Allah SWT. Simak yaa!

            Saya disini hanya ingin bercerita permasalahan saya dengan tuhan. Saya dari TK sampai dengan SMP. Saya bisa dibilang seperti tangga tingkat keimanan saya. Kenapa bisa saya bilang begitu? Karena saya dari TK sudah disekolahkan di sekolah islam yang dimana sekolah itu benar benar menanamkan nilai nilai dan akidah islam yang semestinya.

            Saya sd, bisa dibilang sangat suka sekali dengan pelajaran pelajaran yang berbau agama. Apalagi yang mencakup pelajaran tentang aqidah akhlak. Saya suka banget. Setiap ada pelajaran itu, saya selalu semangat dan gak sabar untuk belajar.

            Berhubungan dulu saya sd disekolah islam. Jadi sering banget mendapatkan ilmu ilmu agama yang mungkin tidak didapatkan disekolah yang non islam. Senang dan bahagia saat itu. Saya selalu bersyukur kepada tuhan saya yang telah memberikan banyak nikmat kepada saya. Sampai beberapa kali saya dirawat dirumah sakit, saya cepat sekali diberikan nikmat sehat. Jadi tidak lama lama saya di rumah sakit.

            Lalu saya masuk smp. Saya orang yang paling bersyukur banget saat itu. Kenapa? Karena bayangi yaa. Kalian baru pindah nih dari luar kota terus masuk ke jakarta dan beberapa bulan kemudian langsung UN. Kalau gak salah gak ada deh setengah tahun menuju UN saya pindah. Terus belum adaptasi sama temen temen baru, terus dapatnya sekolah negeri yang notabene disitu agamanya bukan islam aja terus ditambah cara bergaulnya yang beda. Tapi dengan keadaan itu. Saya lulus sd dengan nem yang cukup tinggi. Yaitu 27,85. Tinggi bukan? Dalam keadaan begitu saya masih bisa dapat nilai segitu. Gak nyangka saya dan disitu saya bersyukur banget kepada tuhan bahwasannya dia telah membantu saya mendapatkan nilai tinggi.

            Setelah saya mendapatkan nilai tinggi berkat bantuan yang maha kuasa. Saya disitu mulai tambah percaya kalau allah itu memang ada, allah itu selalu membantu hamba hambanya yang sedang kesusahan. Saat itu saya mulai meningkatkan keimanan saya saat smp. Saya selalu puasa senin dan kamis, kalau lagi senggang saya sholat dhuha dan saya gak pernah bolong sholat wajibnya. Nomer satu deh intinya agama pada waktu itu dihati saya.

            Sampai pada saat saya kelas 9. Saya berharap tuhan mau membantu lagi. Saya belajar dengan tekun dan saya beribadah terus kepada tuhan. Tapi ternyata harapan saya sirna. Saat saya membaca pengumuman UN. Saya mendapatkan nilai yang sangat jauh dari ekspetasi saya. Nilai saya jelek sekali saat itu dan parahnya lagi. Teman teman saya yang katanya pakai kunci jawaban mendapatkan nilai yang tinggi. Gila gak tuh! Seketika saya marah, saya kecewa, saya kesal, saya tidak percaya lagi dengan tuhan yang selama ini saya sembah, yang selama ini saya puji puji dan yang selama ini saya ikuti semua perintahnya. Tapi saat saya berharap dengannya. Dia tidak ada, dia tidak mendengarkan doa saya. 

            Mulai saat itulah saya mulai menjauh dari tuhan yang katanya maha adil. Kenapa saya bisa berkata seperti itu. Coba pikir saja. Saya belajar dan selalu berdoa saja diberi nilai yang jelek sedangkan teman teman saya yang nakal dan bandel, dapat nilai bagus. Adilkah tuhan saya saat itu? Tidak sama sekali!

            Saya mulai berfikir secara logika begini. Temen saya saja yang tidak doa bisa mendapatkan nilai bagus. Jadi untuk apa saya doa dan ibadah kepada tuhan? Inilah asal usul kenapa saya mulai tidak percaya adanya tuhan saya yaitu allah.  

            Dari setelah kejadian itu saya selalu menanamkan dibenak saya bahwa saya tidak butuh tuhan. Saya bisa hidup dan bisa sukses tanpa bantuannya. Sampai sekarangpun saya masih mempertanyakan masalah tuhan saya. Siapa sih sebenarnya tuhan itu? Dan kenapa tuhan itu ada? Kenapa harus tuhan yang menciptakan dan mulai ini semua? Apakah tidak ada yang lain? Dan kenapa orang yang tidak berdoa dan ibadah kepadanya, banyak sekali yang sukses? Ini semua salah siapa? Saya atau engkau ya tuhan? 

            Sekian curahan hati saya. Maafkan atas apa yang menjadi tulisan saya. Ini benar dan nyata yang pernah saya alami sampai sekarang jika saya sedang diam sendiri. Mungkin saya butuh guru spiritual yang benar benar bisa kembalikan keimanan dan kepercayaan saya kepada allah seperti dulu. Astagfirullah maafkan saya tuhan. Terima kasih teman teman yang sudah membaca. Jangan ada salah sangka ya dengan tulisan saya. Sampai jumpa lagi!!

Rabu, 31 Agustus 2016

YAKINLAH!!!




            Haiii blogger. Hari ini saya kembali lagi untuk menulis. Tapi kali ini tulisan saya bener bener nyata dan real tanpa ada rekayasa sedikitpun. Ok kali ini saya akan bercerita tentang perjuangan. Tapi ini adalah perjuangan saya untuk meraih medali emas kedua. 

            Jadi begini, kadang manusia itu ingin mendapatkan apapun yang sudah menjadi keinginannya. Dan itu terjadi di diri saya pribadi. Saya harap setelah membaca tulisan ini, kalian dapat mengambil hikmah walaupun sedikit, tapi bermanfaat. Ok langsung saja saya mulai bercerita. Penasaran? Simak yaa!!!

            Peristiwa ini terjadi setengah tahun yang lalu tepatnya dibulan Desember 2015. Disitu adalah bulan yang paling sibuk menurut saya. Kenapa? Karena disitu saya melakukan kegiatan Uas, Gis olimpic dan kejuaraan taekwondo. Namun ketiga hal tersebut harus saya capai semua tanpa pengecualian. Sebelumnya keputusan saya untuk ikut kejuaraan taekwondo itu setelah Uas. Sebelumnya saya masih ragu untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut itu, karena saya sangat jarang latihan dan saat itu berat badan saya kurang ideal untuk turun di kejuaraan itu.

            Setelah berfikir fikir dengan matang, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan diri saya untuk ikut kejuaraan tersebut. Keputusan yang  bisa dibilang nekad, karena hal yang tadi saya beritahu. Setelah memutuskan untuk mendaftar, saya segera melengkapi berkas yang diperlukan untuk syarat syarat mengikuti kejuaraan.

            Ok setelah sudah melengkapi berkas yang diperlukan. Saya mulai berlatih intensif karena waktu kurang dari 2 minggu. Bisa dibilang mepet dan nekad. Tinggal 2 minggu, tapi baru mulai latihan lagi. Banyak yang bilang ke saya, kalau saya akan cari mati dalam kejuaraan nanti. Alasan mereka yaitu persiapan saya kurang dan mepet. Sedangkan kejuaraan yang saya akan ikuti adalah kejuaraan tingkat nasional. Banyak sekali dari luar jawa yang hadir nantinya untuk ikut serta dalam kejuaraan tersebut.

            Banyak orang yang meragukan saya untuk ikut serta dan menang dalam kejuaraan itu. Namun saya tidak peduli karena menurut saya, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu hal apalagi dengan didorong niat yang kuat. Setiap saat saya berlatih menendang, menonjok bahkan saya berlatih kesabaran dan pernapasan. Kenapa saya harus melatih kesabaran? banyak atlit itu kalah, karena mereka itu tidak sabar. Mereka sulit untuk mengontrol diri mereka saat tensi pertandingan sedang dipuncaknya.

            disaat saatnya saya sedang fokus untuk berlatih, tiba tiba saya mendapatkan masalah yang sangat besar dengan salah satu pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Karena masalah tersebut, saya sempat down dan kembali ragu untuk melanjutkan latihan saya. Saat itu, saya ragu banget untuk bisa ikut kejuaraan karena masalah itu. Namun, ternyata keraguan saya tiba tiba berubah, saat saya diberikan motivasi oleh sahabat saya. Saat itu sahabat saya berkata “udahlah yan..fokus aja dulu sama kejuaraannya..masalah itu tinggallin aja..kalau dipikirin malah menjadi beban lw aja itu” dan yasudahlah saya lanjutkan dengan basmalah.

            Hari H semakin mendekat, tapi persiapan saya masih minim banget dan bisa dibilang dibawah rata rata. Karena saya tau, saya masih kurang siap. Saya tambah waktu untuk berlatih lebih keras dan semangat.

            Hari yang saya tunggupun tiba. Saat saya melihat jadwal, ternyata jadwal tanding saya akan dilaksanakan esok harinya. Didalam hati saya tambah deg degan gara gara harus menunggu lagi. Menunggu itu capek dan mengejar itu capek hahahha. Udah jangan bercanda terus. Kita lanjutkan saja.

            Hari pertama saya tetap datang karena yang jelas saya rindu menyanyikan dan mendengarkan lantunan lagu “Indonesia Raya “ bersama Taekwondoin di kejuaraan. Setiap saya mendengar dan menyanyikan lagu kebangsaan itu, saya selalu terharu dan bisa dibilang kagum karena saya menyanyikan dengan bersama ratusan bahkan ribuan atlit taekwondo se- Indonesia.

            Dihari itu saya berubah menjadi asisten pelatih, membantu sabeum untuk menemani yunior yunior saya yang hari itu akan bertanding. Dari fisik sampai mentalpun saya mencoba membantu mereka untuk seratus persen on fire. Satu per satupun yunior yunior saya, saya beri motivasi agar mereka semangat dan yakin kalau mereka itu bisa dan pasti menang. 

            Satu per satu merekapun mulai bertanding. Saya hanya bisa memberikan semangat dari pinggir lapangan karena tidak mungkin juga saya ditengah lapangankan? Hahaha. Dari beberapa merekapun alhamdulillah ada yang mendapat medali emas, perak dan perunggu. Walaupun itu adalah usaha mereka, tapi saya ikut bangga dan bahagia karena setidaknya saya membantu memotivasi mereka walaupun tidak begitu banyak. Tapi disisi lain saya merasa terbebanin. Kenapa? Karena yunior saya saja bisa menang, masa saya tidak? Itu yang ada dibenak saya waktu saya merenung. Dimalam harinya saya memotivasi dengan selalu mengingat dan mengucapkan “ temen temen gw bisa dapat emas, masa iya gw gak bisa? Gw harus bisa. Gw gak boleh bikin mereka kecewa” kalimat kalimat itu yang sepanjang malam saya ucapkan dan saya juga tidak lupa untuk berdoa kepada sang maha kuasa untuk lancarkan pertandingan saya esok hari.

            Hari yang saya tunggupun tiba. Seperti biasa setiap pagi saya bangun tidur, lalu mandi, dilanjutkan sholat dan makan. Setelah rutinitas itu selesai, saya mempersiapkan perlengkapan untuk kejuaraan nanti. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, saya pastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah sudah siap, saya berangkat bersama orang tua. Padahal jujur saja waktu itu saya berharap orang yang cintai juga dapat menemani saya. Namun, kenyataannya dia menolak dan beralasan untuk tidak menemani saya. Kecewa sih, tapi ya gimana yang pentingkan ada orang tua dan teman teman saya yang menemani saya.

            Saya datang ke GOR POPKI memang agak telat. Saya telat memang disengajain karena biar saya gak capek nunggu jam pertandingan disana. Sampai disana, saya langsung pemanasan dan berlatih kecil kecil agar mood dan mental saya naik. Setelah itu sudah semua. Saya memakai perlengkapan tanding. Sambil menunggu, saya bertanya kepada sabeum masalah siapa lawan saya. Namun sabeum saya juga gak tau, taunya Cuma nama namun wujudnya gak tau. Yasudahlah tidak masalah yang penting saya berdoa dan yakin kalau saya bisa.

            Waktu yang saya tunggupun tiba. Partai sayapun sudah dipanggil dan saya langsung masuk ke area steril. Di are steril, saya duduk disamping lawan saya. Seperti biasa, saya mengajak ngobrol dia sambil mencari tau titik lemahnya. Sampai akhirnya dia mengucapkan “gw gak yakin bisa menang lawan lw, nafas gw udah kayak kapal api...gw ngerokok terus dulu tapi sekarang udah enggak” setelah saya mendengar kata kata tersebut, mental saya tambah naik dan saya mempunyai taktik yaitu bikin dia capek.

            Partai sayapun dipanggil dan saya langsung berdiri dengan percaya diri kalau saya akan memenangkan pertandingan. Seperti biasa saya selalu memberikan hormat kepada pelatih lawan dan lawan memberikan hormat ke pelatih saya. Yak udah wasitpun memberikan aba aba untuk segera memulai. Di babak pertama, saya memancing dia untuk aktif bergerak. Saat dia aktif bergerak, saya melakukan serangan dadakkan ke lawan dan terkenalah kepala dia. Begitu bangganya untuk pertama kali saya menendang kepala lawan. Sempet linglung lawan saya beberap detik setelah kena tendang saya. Setelah sudah tidak linglung,pertandingan dimulai lagi. Saya disitu hanya tinggal bermain santai karena lawan saya sudah capek dan linglung. Babal pertamapun selesai. Saya beristirahat sejenak sambil menghela nafas.

            Babak keduapun dimulai. Saya prediksi, bahwa lawan saya akan kehabisan nafas dan gak mungkin lincah. Eh ternyata prediksi saya salah, dia tetap bangkit dan melawan saya. Saling tendang dan saling tangkispun berulang kali hingga didetik terakhir. Waktupun selesai dan akhirnya saya lanjut menuju final. Sebelum final, saya sempet harus mendapatkan oksigen karena tiba tiba saya sesak nafas. Disaat itu saya hampir menyerah dan tidak melanjutkan lagi pertandingan nanti karena saya benar benar sudah hampir tidak bisa nafas. Disaat saya sedang down, begitu beruntungnya saya karena saya mendapat dukungan banyak dari seluruh teman teman dan sabeum saya.

            Setelah mendengar dan melihat dukungan yang begitu besar kepada saya. Saya bersemangat dan berniat untuk melanjutkan lagi walaupun dalam kondisi dibawah rata rata. Dibenak saya berkata kalau saya harus bisa dan membuat bangga seluruh orang yang sudah mendukung saya.

            Sebelum pertandingan Finalpun saya harus memakai oksigen lagi, agar nyaman dan enak untuk bernafas. Nama saya dan lawan sayapun dipanggil. Kalau kalian tau bahwa final saya adalah pertandingan terakhir di hari terakhir kejuaraan tersebut. Jadi otomatis, final saya jadi sorotan orang yang ada didalam GOR tersebut. Dengan bismillah, saya memasuki arena. Seperti tadi memberikan hormat kepada pelatih lawan. Wasitpun memberikan kode kalau pertandingan sudah dimulai.

            Saya lawan musuh saya dengan menggunakan taktik serang menghindar. Dan benar ternyata taktik ini sangat efektif. 2 babak yang sangat sengit dan menengangkan. Saya tahan sakit saya sampai selesai. Saya lihat lawan sayapun juga sudah mulai capek dan kesakittan. ditengah babak kedua, tensi permainan semakin menurun dan hingga akhirnya saya menendang perutnya dengan kekuatan terakhir saya. Saya tendang dengan keras sambil berteriak dan setelah lawan saya kena tendang, dia tersungkur ke lantai dan pingsan. Saya seketika kaget dan panik karena lawan saya pingsan.

            Lawan saya dibawa kepinggir lapangan sambil ditandu dan saya berdiri di tengah arena. Disitu wasit memutuskan saya menang KO. Kaget, gak nyangka, gak percaya, bahagia, sedih. Pokoknya perasaan saya bercampur aduk. Setelah saya tau saya menang. Saya tidak merayakan dan selebrasi di arena karena saya ingin menunjukkan respect saya kepada lawan saya. Sayapun menghampirinya yang sedang tiduran namun dalam keadaan belum sadar. Sayapun meminta maaf kepada sabeumnya dan menitipkan salam saya untuk dia. 

            Gak nyangka saya mendapatkan medali emas. Medali emas kali ini adalah emas kedua saya yang saya cita citakan dari 3 tahun yang lalu saat saya mendapatkan emas pertama saya. Saya menangis bahagia karena inilah kado terindah dari allah swt kepada saya yang pada waktu yang sama, saya berulangtahun ke 17th. Saya bersyukur banget kepada allah karena disaat saya mendapatkan masalah besar diluar, tapi saya diberikan kado terindah yang mungkin tidak akan saya lupakan. Oh ya saya akan sisipkan medali dan sertifikat saya. Untuk memotivasi kalian kalau ini benar benar adanya.


            Jadi lewat cerita dan pengalaman diatas ini, saya ingin memberitahukan bahwa dimana ada kemauan, disitulah ada hasil yang sangat memuaskan.

            Terima kasih yang sudah membaca semoga kalian dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari pengalaman perjuangan saya ini. Sekian dan sampai jumpa!

-Ryan Ramadhani